Ketertarikannya dengan teman semasa kecil di Surabaya membuat Julie Kaunang terus menjalin hubungan dengan pemusik yang cukup diperhitungkan di kotanya. Namun pria bernama Arthur itu tidak mendapat respon yang bagus dari kedua orang tua Julie. Faktor suku yang berbeda dan juga gaya Arthur yang seorang musisi, menjadi salah satu ketidaksukaan orangtua Julie.
Bahkan ayah dari Julie sempat memanggil anak buahnya untuk mengusir dan memukul Arthur dari rumah mereka. Karena tahu hubungan mereka tidak disetujui, Julie dan Arthur tetap menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi. Bahkan kedekatan mereka berlangsung begitu intim hingga keduanya melakukan hubungan seks diluar nikah. Hal ini membawa luka tersendiri bagi Julie yang segera pindah ke luar kota untuk menenangkan diri.
Dalam sebuah kesempatan, Julie dan Arthur bertemu dan keduanya kembali berhubungan kembali. Mereka berdua akhirnya memberanikan diri untuk menikah. Namun kehidupan pernikahan harmonis yang didambakan oleh Julie, kandas justru diawal-awal pernikahan mereka. Arthur berubah menjadi kasar dan sering meninggalkan Julie.
Terlebih ketika nama Arthur semakin melambung di dunia musik. Dirinya terjatuh dalam dunia malam dan gaya hidup bebas. Seringkali Julie menemukan beberapa barang dan benda yang dimiliki wanita berada didalam mobil suaminya itu. Hal ini menjadi sumber pertengkaran didalam rumah tangga yang muda itu. “Rasanya kalau ada pestol, ya saya tembak mati aja dia,” ujar Julie mengungkapkan kekesalannya.
“Setiap dia melakukan penganiayaan, dia selalu datang untuk meminta maaf kepada saya. Tapi ya tetap saja dia melakukan perselingkuhan terus,” kata Julie. Disaat pergumulan berat itu datang, Julie menyerahkan dirinya kepada Tuhan dan merasakan dekapan hangat dari Tuhan yang melindungi dirinya dan membuat tenteram di dalam hatinya.
Julie mencoba memupuk harapan terbaru didalam rumah tangga mereka ketika anak pertama mereka, Thessa lahir. Namun dalam proses kelahiran tersebut justru Arthur tidak ada disamping Julie. Sebuah kenyataan yang membuat murka ayah Julie yang datang menjenguk. “Saya sudah bilang apa, dia binatang!” kata Julie menceritakan perkataan ayahnya kepada dirinya sebagai respon tidak bertanggungjawabnya Arthur.
Arthur sendiri melihat bahwa dengan lahirnya anak mereka hanya akan menambah beban bagi kehidupan rumah tangga. Bahkan selama ini Julie hidup dengan uang dari hasil pekerjaannya sebagai pengajar di beberapa lembaga pendidikan. Arthur yang kala itu justru hidup di dunia keartisan yang menanjak tidak pernah memberinya nafkah.
Hingga pada suatu ketika Julie membaca sebuah pesan dalam pager Arthur yang berbunyi bahwa Arthur ditunggu kehadirannya oleh seorang perempuan disebuah hotel. Mereka pun bertengkar hebat hingga Arthur memukul, membanting dan menginjak bahu Julie hingga patah. Tessa yang mendengar hal itu segera berteraik. Arthur langsung pergi meninggalkan Julie yang sekarat dan hampir meninggal. Luka tersebut juga dirasakan Thessa yang meminta kepada ibunya untuk bercerai dan tinggal bersama dirinya agar tidak disakiti lagi oleh Arthur. Namun kekuatan hati Julie yang menang dan terus mendoakan Arthur agar bertobat dari semua kelakuannya.
Keadaan pun berbalik. Arthur mengalami guncangan finansial yang begitu hebat hingga dirinya mencari uang dari hasil menjual buku dan koran bekas. Hingga pada satu titik, Arthur tersungkur di kaki Julie dan meminta maaf atas perbuatannya selama ini. Ternyata ada seorang teman wanita Arthur yang meminta untuk segera dinikahi karena dirinya hamil. Arthur yang ketakutan segera meminta perlindungan kepada Julie.
Keteguhan hati Julie pun kembali keluar dengan mengampuni dan memaafkan suaminya yang selama ini menyakiti hatinya begitu dalam. Sosok Yesus Kristus yang mau mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, menggugah hati Julie untuk terus melepaskan pengampunan terhadap keadaan yang menyakiti hatinya. Terutama pengalaman hidup berumah tangga.
Mukjizat terjadi, Arthur kali ini segera bertobat secara luar biasa dan meninggalkan kebiasaan lamanya. “Setiap hari, setiap saat kita selalu mengadakan doa secara bersama-sama. Sejak itu perubahan itu betul-betul terjadi. Perubahan yang sangat total dimana dia (Arthur) lebih lagi menempatkan dirinya sebagai kepala keluarga. Bahkan figur seorang ayah untuk anak-anaknya. Kita sekarang menjadi keluarga yang dipulihkan” ungkap Julie.
Baca Juga Artikel Lain :
Sumber : V130318205649